Kamis, 18 Oktober 2012

Kinerja Perbankan Semester Dua Diperkirakan Makin Kinclong



Kinerja perbankan di tanah air boleh mendapat apresiasi pada semester satu ini karena rata rata mengalami pertumbuhan asset, laba dan pendapatan. Capaian itu dinilai sulit diperoleh ketika perbankan di belahan dunia khususnya zona Eropa mengalami penurunan rating atau downgrade.

Disaat perbankan di belahan dunia, khususnya zona Eropa mengalami downgrade, perbankan di Tanah Air justru sebaliknya. Rata rata kinerja perbankan nasional baik itu Bank Pemerintah maupun swasta mencatat pertumbuhan kinerja yang mumpuni dengan mayoritas laba serta pendapatan yang mengalami kenaikan.

Pengamat ekonomi Destri Damayanti mengatakan, laba bersih perbankan yang kinclong tersebut didukung oleh laju perekonomian Indonesia yang melesat di saat negara-negara lainnya terpuruk karena krisis ekonomi global yang tak kunjung selesai. Itu bisa dilihat dari catatan Badan Pusat Statistik yang mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan-II 2012 mencapai 6,4 persen. Angka ini meningkat dari 6,3 persen dibandingkan dengan triwulan-I 2012.

Pertumbuhan ekonomi di kuartal dua tersebut di luar dugaan, karena banyak pihak yang memperkirakan bahwa pertumbuhan perekonomian di triwulan-II 2012 hanya akan mencapai sekitar 6,1 persen.

“Pertumbuhan perekonomian yang meningkat di kuartal dua ini didukung oleh faktor konsumsi domestik masyarakat Indonesia yang cenderung kuat,” kata Destri. Konsumsi domestik masyarakat yang kuat mneyebabkan pertumbuhan perekonomian kita tumbuh lagi.
Menurutnya, dengan konsumsi domestik yang kuat menyebabkan adanya kegiatan ekonomi. Sehingga perbankan di Indonesia pun memiliki ruang untuk dapat memperkuat laju pertumbuhan kinerjanya.

Meningkatnya kinerja perbankan di semester satu ini, diperkirakan akan terus berlanjut hingga semester kedua sehingga secara keseluruhan kinerja perbankan tahun 2012 ini diprediksi lebih baik disbanding tahun sebelumnya.

Beberapa bank yang mengalami pertumbuhan kinerjanya secara pantastis diantaranya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Bank pelat merah terbesar di Indonesia ini mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik sebesar 8,7 triliun rupiah pada semester I-2012. Atau naik 31,95 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang 6,78 triliun rupiah. Sementara laba nonoperasional tercatat naik menjadi 415,5 miliar rupiahy disbanding periode sebelumnya yang  194,2 miliar rupiah. Total aset bank BUMN ini juga melonjak menjadi 474 triliun rupiah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang 469,9 triliun rupiah.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih 7,147 triliun rupiah atau tumbuh 13 persen disbanding periode sama tahun alu yang 6,323 triliun rupiah, sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih pada semester I-2012 mencapai 5,3 triliun rupiah. Angka ini tumbuh 10,5 persen dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yang 4,793 triliun rupiah.

Sementara untuk pendapatan bunga bersih, BCA mencatat tumbuh 14,4 persen secara year on year (yoy) menjadi 9,2 triliun rupiah. Pertumbuhan ini didukung dengan tingginya pertumbuhan kredit.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), membukukan laba bersih pada semester I-2012 sebesar 20,4 persen atau naik dari 2,73 triliun menjadi 3,29 triliun rupiah. Sementara total aset sebesar 316,872 triliun rupiah naik sebesar 21,6 persen dibanding posisi aset semester I-2011 yang 260,649 triliun rupiah

Pertumbuhan aset BNI terutama didorong oleh kenaikan simpanan nasabah yang naik 21,3 persen dibanding posisi tahun sebelumnya atau menjadi 242,718 triliun rupiah per 30 Juni 2012 dibanding posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 200,138 triliun rupiah.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang merupakan Bank asal Malaysia ini mencatatkan laba periode berjalan setelah pajak bersih yang dapat didistribusikan kepada pemilik sebesar 1,98 triliun rupiah pada akhir semester I-2102. Laba itu naik 28,26 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang 1,55 triliun rupiah.

Pendapatan bunga bersih perseroan mengalami kenaikan menjadi 4,69 triliun rupiah dibandingkan periode sebelumnya yang 3,79 triliun rupiah. Sementara pendapatan operasional selain bunga juga naik jadi 2,09 triliun rupiah dari sebelumnya yang 1,57 triliun rupiah. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar