BATAM – Kasus gizi
buruk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus meningkat setiap tahun seiring
minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
Untuk itu, Pemerintah Daerah diminta meningkatkan anggaran untuk program
pemberian makanan tambahan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
Ketua Kelompok Kerja PKK Kabupaten
Bintan, Ekandra Sadri mengatakan, kasus gizi buruk pada anak di Kabupaten Bintan
meningkat 30 persen disbanding tahun lalu dan daerah terparah berada di
Kecamatan Bintan Timur dan Teluk Bintan.
”Kami prihatin. Gizi buruk yang
dialami anak-anak saat ini meningkat di Bintan,” katanya, Selasa (9/10). Untuk
mengurangi kasus gizi buruk di Bintan, Pemerintah Daerah membantu memberikan
asupan gizi dengan menambah makanan tambahan plus susu.
Sementara itu, di Kota Batam kasus
gizi buruk masih banyak ditemui dipemukiman liar atau rumah liar. Banyaknya kasus
tersebut disebabkan orang tua yang tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Batam, Arlan
Yulvar mengatakan, kasus gizi buruk di Kota Batam banyak dipicu oleh penyakit
infeksi dan buruknya sanitasi. Selain itu, pengetahuan orang tua tentang
kesehatan dan kebersihan lingkungan juga sangat minim sehingga mendorong munculnya
kasus gizi buruk tersebut.
Untuk itu, Pemerintah Kota Batam menambah anggaran
untuk program makanan tambahan dan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan
serta perlunya menjaga sanitasi. Program tersebut difokuskan untuk daerah yang
rentan yakni di kawasan pemukiman liar atau Ruli (Rumah liar).
“Meski kasus gizi buruk di Batam cenderung turun,
namun jumlahnya masih cukup banyak dan penyakit ini masih menjadi prioritas
pemerintah daerah untuk ditangani,” katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar