Kamis, 18 Oktober 2012

Perairan Kepri Rawan Tindakan Kriminal


 
BATAM – Wilayah perairan Provinsi Kepulauan Riau dinilai masih rawan tindakan kriminal seperti perampokan atau pembajakan kapal. Untuk itu, TNI Angkatan Laut dan Kepolisian akan meningkatkan pengawasan dan patrol di laut untuk memperkecil ruang gerak pelaku kejahatan.
 
Panglima Armada Barat (Armabar) TNI AL, Laksamana Muda TNI Sadiman, SE mengatakan, wilayah perairan Kepri masih terbilang rawan oleh aksi aksi kriminalitas. Itu bisa diketahui dari seringnya aksi pembajakan kapal atau perampokan.
 
“Aksi pembajakan kapal oleh pelaku kejahatan di Kepri semakin sering terjadi dan tindakan para pembajak semakin nekat dengan melukai aparat dan merampok senjata milik aparat,” katanya, Kamis (6/9).

Ditambahkan, dua aksi perampokan atau pembajakan kapal terjadi pada hari Rabu (5/9). Perampokan pertama terjadi pada Tugboat Leo 1 yang menarik tongkang Prince Capricorn 1 di perairan Selat Riau. Tugboat hendak kembali ke Dumai, setelah membongkar sekitar 4.000 ton minyak mentah di Pelabuhan CPO Kabil Batam. Pelaku yang diperkirakan lebih dari empat orang berhasil melumpuhkan tujuh anak buah kapal (ABK) dan aparat Brimob yang bertugas.

Pelaku kemudian membawa kabur barang-barang berharga dan sebuah senjata laras panjang milik anggota Brimob beserta amunisinya.
Perampokan kedua terjadi pada tanker Bum Chin berbendera Hongkong yang sedang berlabuh di Pelabuhan CPO Kabil. Pelaku berhasil menggasak barang-barang berharga milik ABK yang semuanya warga negara asing. Perampok juga berhasil membawa kabur beberapa barang kapal, di antaranya beberapa mesin kompressor kapal.

“Pelaku dua aksi perampokan beberapa hari lalu ternyata merupakan sindikat yang sudah lama beroperasi di wilayah perairan Selat Malaka,” katanya.
Sementara itu bulan sebelumnya terjadi perampokan di perairan Karimun, Provinsi Kepri yang menimpa kapal berbendera Singapura. Namun, Para pelaku perampokan berhasil ditangkap aparat TNI AL di tempat persembunyianya setelah aksi tersebut.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Soeparno mengatakan, wilayah perairan Kepri khususnya Batam memang perlu mendapat perhatian khusus mengingat lokasinya yang cukup strategis berbatasan dengan negara tetangga dan berada di jalur lintasan perdagangan dunia yakni Selat Malaka.

“Perairan batam sangat rawan atas berbagai tindakan kejahatan dan pertahanan bila tidak dikawal dengan baik maka memungkinkan praktek penyelundupan dan tindakan criminal lainnya,” kata dia.

Untuk meminimalisir aksi kejahatan di Perairan Kepri maka aparat keamanan perlu diperlengkapi dengan peralatan canggih karena pelaku kejahatan dilaut saat ini sudah menggunakan peralatan canggih. Beberapa peralatan yang diperlukan seperti kapal selam, penambahan kapal patrol dan penambahan personil.

Markas Komando

Laksamana TNI Soeparno, mengatakan, untuk memperkecil ruang gerak pelaku kejahatan di perairan Kepri khususnya Batam, TNI AL juga telah membangun Dermaga Markas Komando Lanal Batam senilai 23 miliar rupiah. Dermaga tersebut akan digunakan untuk mempertahankan kedaulatan RI dan mengatasi tindakan kejahatan seperti praktik penyelundupan dan aksi kriminalitas lainnya.

Dengan adanya markas komando tersebut, diharapkan birokrasi lebih efisien dan akan semakin banyak aparat TNI yang bertugas untuk mengawasi perairan Kepri. Dengan demikian, ruang gerak para pelaku kejahatan semakin sempit sehingga aksi aksi criminal bisa dihindari dan dicegah. (gus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar