BATAM – Persediaan daging sapi dan ayam selama Ramadhan
hingga Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah di Kota Batam relatif aman seiring
masuknya daging sapi beku impor dari Australia dan Selandia Baru.
Kepala Bidang Peternakan Dinas KP2K
Kota Batam, Sri Yunelli mengatakan, berdasarkan pantauan yang dilakukan Dinas
Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam terkait
persediaan daging sapi dan ayam di pasaran dapat diketahui bahwa selama
Ramadhan hingga Hari Raya pasokan cukup sehingga masyarakat tidak perlu kuatir
tidak mendapatkan daging. Dengan demikian, diharapkan harga daging tetap normal
atau kalaupun naik tidak terlalu tinggi.
"Stok daging hingga lebaran
nanti dipastikan aman. Bahkan untuk tahun ini dipastikan tidak ada kendala.
Hanya saja, untuk harga memang masih susah dikontrol karena mengikuti mekanisme
pasar," katanya, Selasa (24/7).
Total kebutuhan konsumsi daging sapi di Kota Batam sebanyak 7.700 ton per tahun atau sekitar 21,09 ton per harinya. Ketersediaan tersebut sudah termasuk dalam hari-hari besar perayaan keagamaan seperti Ramdhan dan Hari Raya. Peningkatan konsumsi daging baru terasa menjelang lebaran yang harganya diprediksi naik hingga 10 persen.
Total kebutuhan konsumsi daging sapi di Kota Batam sebanyak 7.700 ton per tahun atau sekitar 21,09 ton per harinya. Ketersediaan tersebut sudah termasuk dalam hari-hari besar perayaan keagamaan seperti Ramdhan dan Hari Raya. Peningkatan konsumsi daging baru terasa menjelang lebaran yang harganya diprediksi naik hingga 10 persen.
"Kalau bulan puasa konsumsi
daging terbilang normal. Hanya pada saat mau puasa dan mau lebaran, baru
ada peningkatan sekitar 10 persen dari hari biasanya," kata Sri.
Pasokan daging untuk Kota Batam selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya akan didatangkan dari Australiaa dan Selandia Baru yang biasanya dalam bentuk daging beku, sedangkan daging segar berasal dari Jawa, Lampung, Sumatra Barat dan daerah di Indonesia bagian timur.
Pasokan daging untuk Kota Batam selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya akan didatangkan dari Australiaa dan Selandia Baru yang biasanya dalam bentuk daging beku, sedangkan daging segar berasal dari Jawa, Lampung, Sumatra Barat dan daerah di Indonesia bagian timur.
“90 persen pasokan daging Batam berupa
daging beku berasal dari Impor dan 10 persennya lagi berupa daging segar dari
sejumlah daerah di Indonesia,” katanya.
Mengenai impor daging, Sri mengatakan
sudah sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah Pusat yang menyebut bahwa Pemerintah
Daerah boleh mengimpor daging hanya dua kali dalam satu tahun atau satu kali
selama satu semester. Untuk saat ini, seluruh impor daging di Batam dilakukan
oleh delapan perusahaan sedangkan pasokan daging segar dari daerah dipasok oleh
16 distributor.
Sementara itu, pasokan daging ayam sebagian
besar atau sekitar 70 persen sudah bisa dipasok dari daerah sendiri hanya 30
persen saja yang didatangkan dari luar daerah berupa daging ayama beku yang
berasal dari Jawa dan Medan.
“Dalam setahun, konsumsi daging ayam
di Kota Batam mencapai 18.774 ton atau 51,4 ton per hari. Dengan asumsi satu
ekor ayam beratnya 1 kilogram, maka dalam sehari masyarakat Batam habiskan
51.400 ekor ayam," katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar