TANJUNG PINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan delapan Perguruan Tinggi di Malaysia dan Indonesia untuk menyiapkan mahasiswa asal Kepri menjadi guru di daerah hinterland yang saat ini masih membutuhkan banyak guru.
Kepala Bidang Pendidikan Provinsi
Kepri, Atmadinata mengatakan, memperingati
Hari Pendidikan Nasional 2 Mei tahun ini, Pemerintah Provinsi Kepri
melakukan penandatanganan MoU atau nota kesepahaman dengan delapan universitas yakni
Universitas Johor Malaysia, IPB, Universitas Riau, Universitas Padang,
Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri
Malang dan Universitas Hasanudin.
“Kerjasama dengan delapan
Universitas itu dilakukan untuk program bantuan beasiswa kemitraan serta
pelatihan S 1 bagi mahasiswa asal kepri untuk menyiapkan mereka menjadi guru di
daerah hinterland yang sampai saat ini masih kekurangan banyak guru,” katanya,
Rabu (2./5).
Dalam kerjasama itu nantinya setiap
anak atau pelajar yang berasal dari Kepri yang mau mendapatkan beasiswa dari
delapan universitas tersebut bisa mengikuti seleksi di Pemprov Kepri. Jika nantinya
dinyatakan lulus maka akan dikuliahkan sesuai dengan pilihan jurusan dan
nantinya akan ditempatkan untuk menjadi guru di Kepri khususnya di daerah
hinterland. Program ini diutamakan untuk putra putrid asal Hinterland sehingga
setelah lulus kuliah nantinya diharapkan bisa membangun daerahnya sendiri.
Menurut Atmadinata, Provinsi Kepri
sampai saat ini masih kekurangan banyak guru terutama di daerah hinterland yang
merupakan daerah terpencil di pulau pulau yang letaknya tersebar di berbagai
pelosok. Banyak guru yang telah ditempatkan di daerah tersebut tidak dapat
bertahan lama disebabkan keterbatasan yang dimiliki daerah Hinterland seperti
akses transportasi yang sulit dicapai dan fasilitas umum yang minim.
“Kebanyakan guru yang telah
ditempatkan di hinterland hanya bertahan selama setahun atau dua tahun setelah
itu mereka sudah sibuk mengurus pindah karena tidak betah hingga mengakibatkan
daerah hinterland selalu kekurangan guru,” katanya.
Kondisi itu bisa diatasi jika guru
yang mengajar di hinterland juga berasal
dari daerah itu, seperti yang saat ini dilakukan Kepri dengan menyiapkan putra
daerah dari hinterland untuk kuliah sehingga nantinya bisa menjadi guru di
daerah asalnya.
Biaya pendidikan para putra putri dari
hinterland yang mengikuti program ini kata Atmadinata, nantinya akan ditanggung
Pemerintah Provinsi dan nantinya mereka juga akan diberi beasiswa. Melalui
program ini diharapkan bisa meningkatkan pendidikan masyaraka di daerah
hinterland yang sampai saat ini masih banyak yang belum bisa membaca dan
menulis dengan benar. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar