Sabtu, 13 Oktober 2012


Presiden Minta Pengusaha Perhatikan Kesejahteraan Pekerja BATAM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak dunia usaha untuk lebih memperhatikan kesejahteraan pekerja dengan cara member upah yang layak. Untuk itu kemitraan antara pemerintah, pimpinan dan manajemen dunia usaha, serta pemerintah mesti terjalin dengan lebih baik dan efektif. "Saya mengajak tripartit di tingkat pusat maupun daerah, menjelang Hari Buruh Internasional pada 1 Mei nanti, mari terus meningkatkan efektivitas kerja sama dan kemitraan kita," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan Rumah Susun Sejahtera Sewa di Kabil, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (27/4). Menurut Presiden, kalau kemitraan tripartit berfungsi dengan baik dan masing-masing memenuhi perannya, maka yang akan mendapatkan manfaat nyata adalah para pekerja dan perusahaan bersangkutan. Jika dunia usaha tumbuh, perekonomian juga bergerak, yang akhirnya negara akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Saya ingin di negeri ini upah, penghasilan, dan kesejahteraan para pekerja makin ke depan makin baik, hidupnya makin layak. Ini bukan sekadar cita-cita, harus kita wujudkan," kata SBY. Pemerintah sendiri akan membantu kesejahteraan para pekerja dengan cara menghilangkan pajak penghasilan bagi pekerja yang memiliki penghasilan 2 juta rupiah per bulan. Para pekerja yang berpenghasilan 2 juta rupiah per bulan atau rata-rata 24 juta rupiah setahun nantinya tidak dikenai pajak penghasilan. Pemerintah sedang memperjuangkan kebijakan ini di DPR. "Semula, penghasilan tanpa kena pajak itu 15.840.000 rupiah setahun, nanti akan kita bikin lebih baik lagi dan batasnya sekarang kita naikkan menjadi 24 juta rupiah setahun," kata SBY. Jika rencana ini disetujui DPR, maka mereka yang berpenghasilan di bawah 24 juta rupiah setahun atau rata-rata 2 juta rupiah per bulan tidak akan dikenai pajak penghasilan. "Saya kira ini lebih adil, Sebaliknya yang kaya, yang super kaya, ya membayar pajak. Dengan demikian negara tetap memiliki penghasilan,"kata Presiden SBY. Selain soal bebas pajak bagi golongan berpenghasilan rendah, Presiden juga meminta dibangun rumah sakit untuk pekerja. Presiden telah berkoordinasi dengan Menteri Kordinator Kesejahteraan Rakyat, Menakertrans, Meneg BUMN, maupun Jamsostek, dan rencana tersebut harus sudah bisa diwujudkan dalam 2,5 tahun ke depan. "Para pekerja bekerja 24 jam dengan sistem shift. Oleh karena itu, jam berapa pun kalau ada pekerja yang sakit, memerlukan pengobatan dan perawatan, rumah sakit itu harus tersedia," kata Presiden SBY. Sementara itu Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan pihaknya terus melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kualitas kehidupan pekerja dan menciptakan hubungan industrial yang baik antara pekerja dan pengusaha. "Kita harus membangun hubungan industrial yang kondusif namun itu membutuhkan komunikasi dan kerjasama dari semua pihak," katanya. Ia juga mengatakan dari segi pengupahan pihaknya terus berusaha menaikkan upah buruh melalui sistem yang ada dengan melibatkan Dewan Pengupahan Nasional dan lembaga tripartit. Resmikan Rusun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat (27/4) pagi meresmikan Rumah susun sewa (Rusunawa) milik PT Jamsostek (Persero) di Jalan Hang Kesturi, Kawasan Industri Kabil, Batam Provinsi Kepulauan Riau. Rusunawa Kabil merupakan komplek rusunawa ketiga yang dibangun oleh PT Jamsostek di Batam setelah Rusunawa Lancang Kuning Batuampar dan Rusunawa Mukakuning, Batuaji. Direktur Utama PT Jamsostek, Hotbonar Sinaga mengatakan, Jamsostek telah menginvestasikan dana sebesar 120 miliar rupiah untuk membangun rumah susun sejahtera sewa (rusunawa) di kawasan industri, Kabil, Batam. Rusunawa tersebut memiliki 10 menara kembar (twin block) yang dikhususkan untuk para pekerja di sekitar Kabil. Daya tampungnya sekitar 4000 pekerja dengan biaya sewa sekitar 120.000 rupiah per bulan per orang. Luas areal yang digunakan untuk membangun Rusun tersebut sekitar 10 hektare dan setiap twin blok Rusunawa terdiri dari empat lantai dan 100 kamar berukuran 27 meter persegi. Pada lantai dua hingga empat disediakan balkon di depan jendela masing-masing kamar dan di tiap lantainya setiap blok akan disediakan satu ruang santai. Khusus untuk penyandang cacat juga telah dibangun satu kamar khusus penyandang cacat di tiap bloknya. Pengelola juga menyediakan fasilitas di dalam kamar berupa dua ranjang tingkat dua, satu meja tulis dengan dua kursi, 1 kipas angin dan kamar mandi dalam yang dilengkapi shower. Menurut Hotbonar, pembangunan Rusunawa merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan bagi peserta Jamsostek yakni para pekerja. Untuk itu diharapkan semakin banyak perusahaan yang mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta Jamsostek. Sampai saat ini, total peserta aktif Jamsostek sebanyak 10.759.132 di Indonesia dari 158.099 perusahaan mitra Jamsostek sampai Maret 2012, termasuk 3.200 perusahaan di Batam. “Atas jumlah itu, kami mengadakan Program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta berupa pinjaman Uang Muka Perumahan sebanyak 80.950 Unit senilai 690,654 miliar rupiah, Ambulance telah direalisasikan 208 unit senilai 42,476 miliar rupiah,” kata Hotbonar. Jamsostek juga telah memberikan Bantuan Beasiswa dan telah diberikan kepada 110.145 anak peserta Jamsostek senilai 162,342 Miliar rupiah dan Bantuan PHK untuk 66.884 tenaga kerja senilai 16,740 miliar rupiah. Gubernur Kepri, H M Sani mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kepri sudah sangat pesat termasuk pelaksanaan sejumlah pembangunan baik pembangunan infrastruktur, sarana perindustrian dan transportasi. Terkait dengan pertumbuhan investasi di Batam, Sani mengatakan setiap tahun jumlahnya terus meningkat sehingga kebutuhan tenaga kerja semakin tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan lebih banyak lagi Rusunawa sebagai tempat tinggal yang layak bagi para pekerja. Menurut Sani, jumlah Rusunawa yang ada saat ini masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi para pekerja. Pasalnya, sebagian besar penduduk Batam yang jumlahnya saat ini sekitar 1 juta orang adalah pekerja. Dengan demikian berarti terdapat sekitar 500 ribu pekerja di Batam yang membutuhkan tempat tinggal yang layak. Kebutuhan tempat tinggal bagi pera pekerja telah dipenuhi oleh Jamsostek, Pemko Batam dan Otorita Batam atau BP Batam dengan membangun Rusunawa. Hingga saat ini hamper disetiap kawasan industry terdapat Rusunawa bagi para pekerja. Namun jumlah itu juga masih belum cukup sehingga banyak pekerja yang mencari tempat tinggal atau kos kosan disekitar rumah penduduk. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar