Selasa, 12 Februari 2013

Daya Saing Industri Pariwisata Harus Ditingkatkan


BATAM – Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri pariwisata dan ekonomi kreatif nasional agar jumlah kunjungan turis asing meningkat. Itu juga perlu dilakukan seiring banyaknya potensi yang ada tapi belum dikelola secara profesional.

Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf RI, Faried Moertolo mengatakan, Indonesia memiliki banyak obyek wisata yang layak untuk dijual kepada turis mancanegara, namun sayangnya obyek wisata tersebut belum dikelola secara professional bahkan konfisi infrastrukturnya masih minim. Selain obyek wisata, Indonesia juga memiliki kekayaan seni dan budaya yang juga layak untuk dijual kepada turis mancanegara tetapi belum banyak dikenal karena minimnya promosi.

 “Meski Indonesia memiliki banyak potensi wisata andalan tapi belum dikelola secara professional sehingga sektor ini masih kalah saing dibanding Singapura. Contohnya saja jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia saat ini baru mencapai 15,8 juta orang sedangkan Singapura sudah mencapai 64 juta orang,” katanya dalam Pemeran Potensi Objek Wisata dan Budaya Indonesia 2012 di Mega Mall Batam Centre, Minggu (11/11).

Padahal, jika obyek wisata tersebut dikelola secara professional akan berdampak  positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah seiring banyaknya turis yang datang ke tempat tersebut.

Menurut Faried, dengan penanganan yang ada saat ini saja, industri pariwisata sudah memberi kontribusi cukup besar pada perekonomian nasional. Perjalanan wisatawan nusantara saat ini mencapai 237 juta orang dengan nilai transaksi 158 triliun rupiah. Sementara wisatawan mancanegara jumlahnya 7,64 juta orang dengan jumlah pengeluaran atau devisa mencapai 85 triliun rupiah.

Sementara itu target kontribusi indsutri pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 4 persen sedangkan ekonomi kreatif 7,3 persen. Sedangkan prediksi devisa dari pariwisata tahun ini 9,5 miliar dollar AS kemudian untuk industri ekonomi kreatif 13 miliar dollar AS. Proyeksi itu bisa dicapai dengan asumsi jumlah kunjungan wisatawan asing 8 juta orang dan domestic 245 juta orang.

Kantor Kementrian Pariwisata dan ekonomi Kreatif sendiri memproyeksikan pertumbuhan industri ini 5-6 persen per tahunnya. Angka itu cukup realistis mengingat sector ini tahan terhadap guncangan krisis ekonomi global. Pariwisata juga ternyata menjadi salah satu sektor penyerap tenaga kerja cukup besar. Diperkirakan setiap satu dari 12 pekerjaan yang tersedia merupakan sektor pariwisata. 

Meski berpotensi cukup besar namun industri pariwisata nasional juga masih memiliki banyak persoalan antara lain infrastruktur, konektivitas, dan promosi. Terkait promosi, Kementerian Parekraf mengaku akan fokus promosi destinasi di luar Bali. Di sisi lain, sektor ekonomi kreatif pun diyakini punya prospek cerah, asal produknya punya nilai tambah.
Beberapa produk industri kreatif yang dinilai punya prospek bagus antara lain film, animasi, kuliner, dan fesyen untuk kalangan kelas atas.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mengatakan, indsutri pariwisata bisa menjadi alternatif sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi ke depannya. Oleh karenanya, pemerintah perlu memacu kualitas dan kuantitas wisatawan baik mancanegara maupun domestik agar industri ini tumbuh lebih cepat.

 Secara kuantitas, wisatawan bisa tercermin dari berapa banyak turis mengunjungi Indonesia, sedangkan indikasi kualitas antara lain berapa nilai belanja dan lama tinggal pelancong.

Indonesia sebenarnya memiliki banyak destinasi, sehingga bisa memacu wisatawan secara kualitas maupun kuantitas. GIPI optimistis target 8 juta wisatawan mancanegara tahun ini akan terealisasi. (gus).
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar