BATAM – Pemerintah diharapkan dapat
meningkatkan daya saing industri pariwisata dan ekonomi kreatif nasional agar jumlah
kunjungan turis asing meningkat. Itu juga perlu dilakukan seiring banyaknya
potensi yang ada tapi belum dikelola secara profesional.
Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf
RI, Faried Moertolo mengatakan, Indonesia memiliki banyak obyek wisata yang
layak untuk dijual kepada turis mancanegara, namun sayangnya obyek wisata
tersebut belum dikelola secara professional bahkan konfisi infrastrukturnya
masih minim. Selain obyek wisata, Indonesia juga memiliki kekayaan seni dan
budaya yang juga layak untuk dijual kepada turis mancanegara tetapi belum
banyak dikenal karena minimnya promosi.
“Meski Indonesia memiliki banyak
potensi wisata andalan tapi belum dikelola secara professional sehingga sektor ini
masih kalah saing dibanding Singapura. Contohnya saja jumlah turis asing yang
berkunjung ke Indonesia saat ini baru mencapai 15,8 juta orang sedangkan
Singapura sudah mencapai 64 juta orang,” katanya dalam Pemeran Potensi Objek
Wisata dan Budaya Indonesia 2012 di Mega Mall Batam Centre, Minggu (11/11).
Padahal, jika obyek wisata tersebut dikelola secara professional akan
berdampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah seiring banyaknya turis yang datang ke tempat tersebut.
Menurut Faried, dengan penanganan yang ada saat ini saja, industri
pariwisata sudah memberi kontribusi cukup besar pada perekonomian nasional. Perjalanan
wisatawan nusantara saat ini mencapai 237 juta orang dengan nilai transaksi 158
triliun rupiah. Sementara wisatawan mancanegara jumlahnya 7,64 juta orang
dengan jumlah pengeluaran atau devisa mencapai 85 triliun rupiah.
Sementara itu target kontribusi indsutri pariwisata terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) sekitar 4 persen sedangkan ekonomi kreatif 7,3 persen. Sedangkan
prediksi devisa dari pariwisata tahun ini 9,5 miliar dollar AS kemudian untuk
industri ekonomi kreatif 13 miliar dollar AS. Proyeksi itu bisa dicapai dengan
asumsi jumlah kunjungan wisatawan asing 8 juta orang dan domestic 245 juta
orang.
Kantor Kementrian Pariwisata dan ekonomi Kreatif sendiri memproyeksikan
pertumbuhan industri ini 5-6 persen per tahunnya. Angka itu cukup realistis
mengingat sector ini tahan terhadap guncangan krisis ekonomi global. Pariwisata
juga ternyata menjadi salah satu sektor penyerap tenaga kerja cukup besar.
Diperkirakan setiap satu dari 12 pekerjaan yang tersedia merupakan sektor
pariwisata.
Meski berpotensi cukup besar namun
industri pariwisata nasional juga masih memiliki banyak persoalan antara lain
infrastruktur, konektivitas, dan promosi. Terkait promosi, Kementerian Parekraf
mengaku akan fokus promosi destinasi di luar Bali. Di sisi lain, sektor ekonomi
kreatif pun diyakini punya prospek cerah, asal produknya punya nilai tambah.
Beberapa produk industri kreatif
yang dinilai punya prospek bagus antara lain film, animasi, kuliner, dan fesyen
untuk kalangan kelas atas.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata
Indonesia (GIPI) Didien Junaedy mengatakan, indsutri pariwisata bisa menjadi
alternatif sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi ke depannya. Oleh
karenanya, pemerintah perlu memacu kualitas dan kuantitas wisatawan baik
mancanegara maupun domestik agar industri ini tumbuh lebih cepat.
Secara kuantitas, wisatawan
bisa tercermin dari berapa banyak turis mengunjungi Indonesia, sedangkan
indikasi kualitas antara lain berapa nilai belanja dan lama tinggal pelancong.
Indonesia sebenarnya memiliki banyak
destinasi, sehingga bisa memacu wisatawan secara kualitas maupun kuantitas.
GIPI optimistis target 8 juta wisatawan mancanegara tahun ini akan terealisasi.
(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar