BATAM – PT Pelindo mengadakan latihan penanggulangan
tumpahan minyak atau oil spill response di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepualuan Riau untuk
menyiapkan tenaga ahli yang bisa mengatasi dengan cepat kasus pencemaran laut akibat
tumpahan minyak kapal tangker seiring tingginya kasus tersebut di perairan
Kepri.
Manajer Operasional PT Pelindo I
Cabang Tanjung Balai Karimun Agust Deritanto mengatakan, latihan penanggulangan
tumpahan minyak melibatkan 14 personil yang dilengkapi dengan peralatan oil spill response (OSR) seperti oil boom, sprayer dan skimmer. Dalam latihan tersebut juga
dilakukan demonstrasi penyemprotan dispersant
spraying ke dalam covering area oil boom atau area tumpahan minyak dari tanker yang
lego jangkar di pelabuhan.
“Latihan penanggulangan tumpahan
minyak perlu dilakukan untuk menyiapkan tenaga ahli yang bisa berjaga jaga jika
terjadi kasus tumpahan minyak kapal tangker di perairan Kepri,” katanya, Minggu
(4/11).
Ditambahkan, latihan OSR merupakan
bagian dari optimalisasi pelayanan terhadap kapal-kapal tanker pengguna jasa
pelabuhan serta melatih petugas agar tanggap menangani tumpahan minyak akibat
kecelakaan kapal di laut.
"Petugas harus memiliki kesiagaan mental sebagai bagian dari upaya mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim," katanya. Selain itu, upaya penanggulangan tumpahan minyak juga harus didukung dengan kesiapan peralatan sehingga dapat mendukung tugas-tugas tim OSR.
"Petugas harus memiliki kesiagaan mental sebagai bagian dari upaya mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim," katanya. Selain itu, upaya penanggulangan tumpahan minyak juga harus didukung dengan kesiapan peralatan sehingga dapat mendukung tugas-tugas tim OSR.
Menurut Agust, kasus pencemaran laut
akibat tumpahan minyak kapal tangker sering terjadi di Kepri mengingat perairan
kepri merupakan perairan internasional yang banyak dilalui kapal kapal besar
seperti yang terjadi di perairan Batam beberapa hari lalu. Perairan Batam tepatnya
di kampong mentarau Tiban dicemari limbah minyak atau sludge oil yang diduga dibuang dengan sengaja oleh kapal tangker
yang lewat di perairan teresbut.
Kepala
Bapedalda Kota Batam Dendi Purnomo mengatakan, perairan Kepri khususnya Batam
hampir setiap tahun selalu dicemari oleh limbah minyak atau sludge oil
pembuangan kapal tangker. Limbah tersebut diduga sengaja di buang di perairan
internasional pada saat angin laut menuju ke perairan Kepri. Oleh karena itu,
Pemerintah tidak dapat mengambil tindakan apapun karena tidak mengetahui kapal
atau perusahaan yang membuang limbah tersebut terlebih pelaku membuangnya ke
perairan internasional.
“Kami
sudah menurunkan petugas ke lapangan dan menurut laporan, limbah yang ada
diperairan Tiban tersebut jenis sludge oil yang mencemari sekitar 300 meter
garis pantai dan yang paling parah terjadi di kawasan mangrove dan sampai saat
ini belum diketahui siapa yang harus bertanggung jawab,” katanya. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar