Selasa, 12 Februari 2013

Kepri Antisipasi Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak



BATAM – PT Pelindo mengadakan latihan penanggulangan tumpahan minyak atau oil spill response  di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepualuan Riau untuk menyiapkan tenaga ahli yang bisa mengatasi dengan cepat kasus pencemaran laut akibat tumpahan minyak kapal tangker seiring tingginya kasus tersebut di perairan Kepri.

Manajer Operasional PT Pelindo I Cabang Tanjung Balai Karimun Agust Deritanto mengatakan, latihan penanggulangan tumpahan minyak melibatkan 14 personil yang dilengkapi dengan peralatan oil spill response (OSR) seperti oil boom, sprayer dan skimmer. Dalam latihan tersebut juga dilakukan demonstrasi penyemprotan dispersant spraying  ke dalam covering area oil boom  atau area tumpahan minyak dari tanker yang lego jangkar di pelabuhan.

“Latihan penanggulangan tumpahan minyak perlu dilakukan untuk menyiapkan tenaga ahli yang bisa berjaga jaga jika terjadi kasus tumpahan minyak kapal tangker di perairan Kepri,” katanya, Minggu (4/11).

Ditambahkan, latihan OSR merupakan bagian dari optimalisasi pelayanan terhadap kapal-kapal tanker pengguna jasa pelabuhan serta melatih petugas agar tanggap menangani tumpahan minyak akibat kecelakaan kapal di laut.

"Petugas harus memiliki kesiagaan mental sebagai bagian dari upaya mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim," katanya. Selain itu, upaya penanggulangan tumpahan minyak juga harus didukung dengan kesiapan peralatan sehingga dapat mendukung tugas-tugas tim OSR.

Menurut Agust, kasus pencemaran laut akibat tumpahan minyak kapal tangker sering terjadi di Kepri mengingat perairan kepri merupakan perairan internasional yang banyak dilalui kapal kapal besar seperti yang terjadi di perairan Batam beberapa hari lalu. Perairan Batam tepatnya di kampong mentarau Tiban dicemari limbah minyak atau sludge oil yang diduga dibuang dengan sengaja oleh kapal tangker yang lewat di perairan teresbut.

Kepala Bapedalda Kota Batam Dendi Purnomo mengatakan, perairan Kepri khususnya Batam hampir setiap tahun selalu dicemari oleh limbah minyak atau sludge oil pembuangan kapal tangker. Limbah tersebut diduga sengaja di buang di perairan internasional pada saat angin laut menuju ke perairan Kepri. Oleh karena itu, Pemerintah tidak dapat mengambil tindakan apapun karena tidak mengetahui kapal atau perusahaan yang membuang limbah tersebut terlebih pelaku membuangnya ke perairan internasional.

“Kami sudah menurunkan petugas ke lapangan dan menurut laporan, limbah yang ada diperairan Tiban tersebut jenis sludge oil yang mencemari sekitar 300 meter garis pantai dan yang paling parah terjadi di kawasan mangrove dan sampai saat ini belum diketahui siapa yang harus bertanggung jawab,” katanya. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar