Selasa, 12 Februari 2013

Pertumbuhan Ekonomi Kepri 7,7 Persen di Q3-2012


BATAM – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencapai 7,7 persen di kuartal tiga ini, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 6,17 persen, dipicu kenaikan pada sector perdagangan, hotel serta restoran sekitar 3,4 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Kepri Muhamad Badar mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi kepri di kuartal tiga ini mencapai 7,7 persen, dihitung berdasarkan perubahan atas angka Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) triwulan III tahun 2012 dengan triwulan III tahun 2011 lalu (year on year) yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,55 persen.

“Sampai akhir tahun diperkirakan ekonomi Kepri bisa tumbuh sekitar 8 persen jika aktivitas ekspor tidak mengalami gangguan berarti,” katanya, Selasa (6/11).

Ditambahkan, dari sisi penggunaan secara riil, pada triwulan III tahun 2012, semua komponen penggunaan mengalami pertumbuhan sedangkan pada triwulan sebelumnya yang mengalami mengalami pertumbuhan tertinggi hanya pada komponen komsumsi pemerintah yakni 3,06 persen.

Secara keseluruhan, komponen pengeluaran komsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,23 persen, komponen pengeluaran komsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 5,62 persen, komponen pengeluaran komsumsi pemerintahan tumbuh sebesar 6,04 persen. Lalu komponen pembentukan modal bruto tumbuh sebesar 15,27 persen, komponen ekspor tumbuh sebesar 5,55 persen dan komponen impor tumbuh sebesar 4,41 persen.

Atas dasar harga yang berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto terbesar pada triwulan tiga  tahun 2012 ialah pada sektor pengolahan sebesar 11.150.360,31 rupiah kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 4.616.850,5 rupiah.

Kemudian, pada sektor konstruksi sebesar 1.836.700.84 rupiah dan terakhir pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1.722.398.64 rupiah. Sedangkan untuk sektor lainnya menghasilkan nilai tambah bruto di bawah 1 triliun rupiah.

Menurut Badar, sector ekonomi yang memiliki peran terbesar di kuartal tiga 2012 adalah industri pengolahan yakni 47,88 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,82 persen, serta sektor konstruksi sebesar 7,89 persen. Secara keseluruhan, ketiga sektor tersebut memiliki andil yang sangat besar yakni mencapai 75,59 persen dalam PDRB.

Dengan begitu, atas harga yang berlaku, komponen ekonomi menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan III tahun 2012 ialah pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 25.810.861.90 rupiah. Selain itu juga, komponen impor barang dan jasa sebesar 21.833.339.54 rupiah dan disusul dengan komponen pengeluaran pembentukan modal tetap bruto sebesar 19.132.403.64 rupiah. (gus)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar