Makin langka dan
mahalnya bahan bakar minyak membuat pemerintah pusat harus melakukan konversi energy
ke bahan bakar yang lebih murah dan masih berlimpah di tanah air dan salah satu
alternatif bahan bakar tersebut adalah gas. Untuk itu, pemerintah mencanangkan
program nasional untuk konversi bahan bakar minyak ke gas dan untuk memperkuat
hal itu Kementrian Energi Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan instruksi ke
Pemerintah Daerah agar menyusun program pengalihan bahan bakar tersebut.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan menyambut positif langkah pemerintah pusat
tersebut dan segera menyusun langkah strategis konversi bahan bakar tersebut
dan targetnya, Batam akan menggunakan bahan bakar gas sebagai energi utama
untuk kendaraan. Untuk mengetahui langkah dan kebijakan Pemerintah Kota Batam
terkait dengan konversi bahan bakar tersebut, berikut petikan wawancara dengan
Ahmad Dahlan.
Bagaimana anda menyikapi
kebijakan Pemerintah Pusat tentang konversi bahan bakar ?..
Begini, Batam merupakan kota industry dan perdagangan sehingga kebutuhan
bakar sangat penting untuk menjamin investasi dan untuk kebutuhan industri. Selain
untuk industry, bahan bakar juga banyak dikonsumsi warga untuk kebutuhan rumah
tangga dan kendaraan,terlebih jumlah kendaraan di Batam terus meningkat seiring
pertumbuhan pendapatan masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar, selama ini Batam memiliki kuota yang
ditetapkan Pertamina dan jumlahnya sangat terbatas terlebih untuk BBM bersubsidi.
Tahun ini saja, Batam hanya memperoleh kuota atau jatah bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebanyak
210.195 kilo liter setara dengan 210 ribu ton, jumlah itu turun hamper 30
persen dibanding tahun lalu.
Kami menyadari bahwa bahan bakar
minyak yang dimiliki Negara sangat terbatas terlebih harganya terus meningkat sehingga
pemerintah harus mencanangkan program konversi energy. Untuk itu, kami
menyambut baik dan akan meneruskan program tersebut dengan membangun
infrastruktur pendukung.
Apa
langkah awal anda untuk melaksanakan program konversi energy tersebut ?..
Pertama perlu saya
sampaikan bahwa target kami program ini bias berjalan penuh pada tahun 2014. Untuk
itu, sedang dipersiapkan teknologi dan infrastruktur BBG. Untuk teknologi
kendaraan, Pemerintah Kota Batam bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan
Pemerintah Pusat guna mengembangkan teknologi mobil berbahan bakar gas.
Sedangkan untuk infrastruktur pengisian bahan bakar gas akan dikerjasamakan
dengan swasta serta Pertamina.
Pemko Batam saat ini
sedang mencari penanam modal untuk membangun mother station agar stasiun
pengisian bahan bakar umum juga menyiapkan fasilitas gas.
Apakah anda optimistis
program tersebut akan berjalan sesuai dengan target ?...
Ya tentu saja saya optimistis karena warga Batam cukup cerdas, terlebih
harga untuk membeli gas lebih murah dibanding BBM. Kalau saya tidak salah, harga
gas untuk takaran satu liter BBM hanya separuh dari harga BBM itu sendiri
sehingga masyarakat tentu saja akan memilih gas untuk kendaraanya karena lebih
murah.
Bagaimana anda
meyakinkan warga untuk membeli gas pada kendaraanya karena biasanya untuk
memulai sesuatu yang baru cukup sulit ?..
Memang tidak mudah untuk merubah prilaku masyarakat terlebih kondisi
tersebut sudah cukup lama terjadi. Untuk itu, saya akan menjadi orang yang
pertama di Batam yang akan melakukan konversi BBM ke gas. Kendaraan pribadi
yang saya miliki akan saya modifikasi untuk menyediakan peralatan penampung Bahan
bakar gas. Kemudian saya juga akan menghimbau kepada pejabat di Batam agar
melakukan hal yang sama sehingga seluruh masyarakat bias mencontohnya.
Terkait dengan program
hemat energy selain BBM, apalagi kebijakan yang akan anda lakukan ?..
Pemko Batam sudah
melakukan kebijakan hemat energy dilingkungan kantor pemerintah daerah. Cara
yang kami lakukan adalah dengan mematikan lampu, komputer dan perangkat yang
menggunakan listrik lainnya bila tidak diperlukan. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar