Sabtu, 13 Oktober 2012

Dubes AS Nilai Batam Menarik Untuk Investasi


BATAM – Kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas ( FTZ) Batam, Provinsi Kepualauan Riau dinilai sebagai kawasan yang sangat menarik untuk investasi didukung infrastruktur yang cukup memadai. Meski demikian, Pemerintah diminta meningkatkan kemampuan birokrasi dan regulasinya dalam mengurus perijinan agar investor lebih mudah membuka perusahaan di Batam.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scot Marciel mengatakan, secara umum iklim investasi di Indonesia sudah sangat baik termasuk di Batam karena infrastruktur sudah cukup memadai dan adanya kemampuan untuk melakukan aktivitas ekpor dan impor dengan cepat. Meski demikian, kondisi di Indonesia tidak lebih baik dibanding banyak negara lain khususnya di kawasan Asia karena berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat 128 kelayakan untuk berinvestasi.

Peringkat itu, kata Scot mestinya terus ditingkatkan oleh pemerintah RI dengan membenahi birokrasi serta regulasi hingga pada saatnya nanti investor lebih mudah membuka perusahaan di Batam atau Indonesia.

“Iklim investasi di Indonesia khususnya di Batam sudah sangat baik, tapi perlu terus ditingkatkan agar tidak tertinggal dengan negara lain. Terlebih saat ini peringkat kelayakan investasi Indonesia berdasarkan laporan Bank Dunia berada di posisi 128,” katanya kepada Koran Jakarta saat berkunjung ke Batam, Senin (14/5).

Investasi Amerika Serikat di Batam sendiri belum terlalu banyak karena informasi tentang Batam belum banyak dimengerti oleh pengusaha Amerika Serikat. Oleh karena itu, kantor Kedutaan Amerika di Indonesia berupaya untuk mempromosikan investasi di Indonesia termasuk Batam. Salah satu caranya dengan mendatangkan pengusaha AS ke Batam seperti yang dilakukan kemarin Senin (14/5)

Menurut Scott ada 16 perusahaan Amerika Serikat terdiri dari Ascendas, Avaya, Clintec International, Covidien, Diageo, DUA Associates, Exterran, FMC Technologies Singapore Pte Ltd., General Atlantic Singapore Fund Management, Knowledge Universe, Laticrete, Nosco, Rajah and Tann, Toll Global Logistics, Hewlet-Packard, dan Kraft Foods yang menyatakan tertarik untuk investasi di Batam khususnya di sector manufaktur dan industri perminyakan.
Kepala BP Batam, Mustafa Widjaja mengatakan, Investasi Amerika Serikat di Batam belum terlalu banyak dan saat ini Amerika Serikat menempati urutan ke lima negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Batam dengan jumlah perusahaan sekitar 17 yang sebagian besarnya bergerak di industri perminyakan.

Untuk meningkatkan investasi AS di Batam, pemerintah khususnya BP Batam terus berupaya meningkatkan promosi. Selain itu, BP Batam juga terus berupaya meningkatkan iklim investasi di Batam dengan membenahi infrastruktur seperti perluasan pelabuhan kargo Batu Ampar dan membangun jalan baru. Selain itu, BP Batam juga terus membenahi proses perijinan agar lebih cepat dan murah dengan cara merapkan system teknologi internet.

Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Tubindo Tbk, Kris Wiluan mengatakan, Batam sebenarnya merupakan daerah yang sangat menarik untuk investasi meskipun tidak berstatus FTZ. Pasalnya, letak geograsis Batam sangat strategis dekat dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional yakni Selat Malaka. Namun, pemerintah belum memaksimalkan potensi tersebut sehingga kalah jika disbanding kawasan FTZ di Malaysia dan Vietnam.
“Potensi yang dimiliki Batam belum dimaksimalkan sehingga ekonomi di daerah ini tidak tumbuh cepat,” katanya.

Kris berharap pemerintah bisa bertindak cepat untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki Batam seperti birokrasi yang masih berbelit belit dan masih ada peraturan daerah yang tidak ramah terhadap investasi, kemudian infrastruktur juga harus terus dibenahi. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar