TANJUNG PINANG – Harga karet alam di Provinsi Kepulauan Riau
turun signifikan pada Juni ini dari 10 ribu rupiah menjadi hanya 7 ribu rupiah
per kilo gram. Akibatnya, pendapatan masyarakat atau petani turun sehingga
terpaksa berutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Harga karet alam di sentra produksi
Karet Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepri turun sejak beberapa bulan
terakhir disebabkan aksi para pedagang pengumpul yang terpaksa menurunkan harga
pembelian karena stok berlebih selain itu, harga di pasaran nasional juga
turun.
Salah seorang petani Karet di
Kundur, Ahmat mengatakan, masyarakat yang sebagian besar mengantungkan hidupnya
dari produksi karet mengalami tekanan sejak beberapa bulan terakhir seiring
turunya harga karet. Pada juni ini saja penurunanya sudah mencapai 30 persen
dari 10 ribu rupiah per kilo gram di bulan lalu menjadi hanya 7 ribu rupiah per
kilo gram saat ini.
"Penurunan harga karet saat ini cukup signifikan dan mulai meresahkan warga, untuk itu Pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan perekonomian petani karet,” katanya, Rabu (20/6).
"Penurunan harga karet saat ini cukup signifikan dan mulai meresahkan warga, untuk itu Pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan perekonomian petani karet,” katanya, Rabu (20/6).
Dikatakannya, penurunan harga
tersebut dikarenakan di perusahaan penampungan karet memang sudah anjlok, dan
dibeli seharga 9 ribu rupiah per kilogram sehingga para penampung kecil yang
ada di Pulau Ungar membeli dengan harga 7 ribu rupiah per kilogram.
Menurutnya, sebanyak 70 persen petani di Kundur merupakan petani karet, yang tentunya jika harganya anjloknya akan mematikan penghasilan warga yang nantinya akan berimbas kepada perekonomian daerah, dan tak menutup kemungkinan akan banyak anak-anak yang putus sekolah, karena tidak sanggup membiayai keperluan sekolahnya.
Menurutnya, sebanyak 70 persen petani di Kundur merupakan petani karet, yang tentunya jika harganya anjloknya akan mematikan penghasilan warga yang nantinya akan berimbas kepada perekonomian daerah, dan tak menutup kemungkinan akan banyak anak-anak yang putus sekolah, karena tidak sanggup membiayai keperluan sekolahnya.
Kepala
Urusan Hubungan Masyarakat PTPN 7 Sandri Kamil mengatakan, penurunan harga
karet juga terjadi di sejumlah daerah di Indonesia salah satunya Lampung yang
menjadi daerah penghasil utama karet nasional. Pada April 2012 harga karet
masih berada di level 350 dolar AS per ton, tetapi pada awal Juni ini harga karet
turun drastis menjadi 280 dolar AS per ton atau turun sekitar 26 persen.
Penurunan
harga karet pada paruh pertama tahun ini disinyalir disebabkan oleh imbas
dari laporan yang dikeluarkan oleh International
Rubber Study Group yang menyatakan bahwa produksi karet tahun ini naik 3,2
persen menjadi 11,3 juta ton. Akibat produksi yang berlebih tersebut
menyebabkan harga turun. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar