Minggu, 14 Oktober 2012

Jembatan Barelang Ambrol Ditabrak Kapal Tanker


BATAM – Jembatan Enam Barelang (Batam, Rempang dan Galang) yang menghubungkan Pulau Galang Lama dan Galang Baru sepanjang sekitar 180 meter dengan ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 20 meter yang dibangun pada masa Ketua Otorita Batam dijabat BJ Habibie ambruk ditabrak kapal tongkang berbendera Australia, APC Aussie 1 yang sedang lego jangkar di sekitar perairan tersebut.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang juga Direktur Badan Pengusahaan Batam atau Otorita Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, tertabraknya Jembatan Enam Barelang terjadi pada dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Rabu (6/6) saat kapal tongkang berbendera Australia APC Aussie 1 sedang lego jangkar di sekitar perairan tersebut menunggu pekerjaan. Saat parkir, kapal bergerak kearah jembatan didorong oleh arus laut yang cukup kuat ditambah angin kencang menyebabkan kapal bergerak kearah Jembatan lalu menabraknya.

Kapal tersebut hingga berita ini diturunkan masih berada di tengah tengah jembatan ambrol tersebut dan belum dievakuasi karena dibutuhkan alat berat untuk mengevakuasi kapal. Kapal Tangker APC Aussie 1 merupakan kapal tongkang yang mengangkut pipa baja ukuran 150 meter. Kapal tersebut diketahui sudah sekitar delapan bulan lego jangkar di perairan itu menunggu untuk  memuat barang yakni pipa baja yang akan dibawa ke sejumlah negara.

“Belum ada konfirmasi dari pemilik kapal terkait kejadian ini dan soal kerugian diperkirakan akan diganti rugi oleh asuransi,” kata Djoko, Rabu (6/6).
Direktur Perencanaan dan Pembangunan BP Batam, Ir Istono mengatakan kerusakan jembatan Enam Barelang yang tertabrak cukup parah namun belum bisa diketahui secara persis tipe kerusakannya dan biaya untuk memperbaikinya. Kerusakan paling parah terjadi di tengah tengah jembatan menyebabkan arus lalu lintas dari dua pulau tidak bisa dilewati.

Menurut Istono, Jembatan VI Barelang merupakan jembatan yang dibangun dengan teknologi cukup tinggi dan diresmikan pada 15 November 1996 lampau, dirancang untuk jangka waktu 50 tahun ke depan. Beban yang maksimal yang mampu ditahan oleh jembatan sekitar 20 ton. dengan struktur pembangunan jembatan tipe box gilder yang dirancang menggunakan lempeng teflon untuk menjaga pemuaian dan karat. Berdasarkan pantauan dari atas terjadi pergeseran teflon, dan yang paling parah merupakan di ruas sebelah kanan dari arah Jembatan V Barelang.

“Sampai dengan saat ini, kerugian maupun kerusakan yang ditimbulkan akibat insiden tongkang belum bisa dipastikan. Kemungkinan dalam jangka waktu lima hari kedepan, sudah bisa dipastikan masalah kerusakan dan jangka waktu perbaikan setelah kapal di evakuasi dari jembatan,” katanya.

Sementara itu, perusahaan yang mengatur lego jangkar kapal tersebut di perairan itu yakni PT Batam Samudera mengaku akan bertanggung jawab atas kerusakan jembatan. Manager, PT Batam Samudera, Andre Moniaga mengatakan, kapal Tongkang sepanjang 110 meter dengan lebar 33,55 meter itu parkir di perairan Galang Baru menggunakan satu jangkar berjarak sekitar 15 mil dari bibir pantai. Namun, pengaruh angin kencang tali jangkar akhirnya terputus dan terseret hingga menabrak jembatan tepat di bagian tengah.

Selama ini, kata Andre pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap tongkang melalui radar. Dimana pihak yang menangani tongkang untuk lego jangkar di perairan Galang Baru yaitu PT Bias Delta. Namun, sekitar pukul 02.00 WIB, tongkang tersebut hilang dari radar pengawas, dan sekitar pukul 03.00 WIB kami mendapat laporan sudah berada di Jembatan VI Barelang.

“Terkait kerusakan jembatan yang diakibatkan tongkang tersebut kami bertanggung jawab dan akan melakukan koordinasi dengan pihak BP Kawasan,” katanya.

Jembatan Enam Barelang merupakan salah satu dari enam jembatan yang dibangun BJ Habibie sewaktu menjabat Ketua Otorita Batam. Jembatan Barelang dibangun tahun 1992 dan selesai tahun 1998 dengan biaya saat ini sekitar 400 miliar rupiah. Jembatan yang menjadi ikon kota Batam itu dibangun untuk menghubungkan sejumlah pulau yang ada di Batam. Adapun total panjang jembatan adalah 2.264 meter ini terdiri dari rangkaian enam jembatan yang masing-masing diberi nama raja yang pernah berkuasa pada zaman Kerajaan Melayu Riau pada abad 15-18 Masehi.

Jembatan Satu diberinama Jembatan Tengku Fisabilillah, Struktur dan modelnya mirip dengan golden gate-nya San Fransisco USA. Jembatan inilah yang paling dikenal oleh masyarakat. Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter. Jembatan ini bercirikan model Cable Stayed yang menjuntai dan megah. Jembatan Dua bernama Jembatan Narasinga yang menghubungkan Pulau Tonton dengan Pulau Nipah dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter. Jembatan Tiga adalah Jembatan Ali Haji yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setokok dan memiliki panjang lebar tinggi 270 x 45 x 15 meter. Jembatan Empat bernama Jembatan Sultan Zainal Abidin yang menghubungkan Pulau Setokok dengan Pulau Rempang dan memiliki panjang lebar tinggi 365 x 145 x 16,5 meter. Jembatan Lima disebut Jembatan Tuanku Tambusai yang menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang dan memiliki panjang lebar tinggi 385 x 245 x 31 meter dan terakhir Jembatan Enam yang saat ini ambrol akibat tertabrak kapal tanker Aussie 1 bernama Jembatan Raja Kecil, menghubungkan Pulau Galang dengan Pulau Galang Baru dan memiliki panjang lebar tinggi 180 x 45 x 9,5 meter. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar