KARIMUN
– Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki sekitar
346 pelabuhan tikus atau pelabuhan illegal beroperasi secara bebas yang
menyebabkan daerah itu menjadi surga bagi para penyelundup.
Anggota
DPRD Kabupaten Karimun,Jamaluddin mengatakan, keberadaan pelabuhan
illegal atau dikenal dengan pelabuhan tikus di Karimun sudah sangat
memprihatinkan karena jumlahnya mencapai ratusan yakni sekitar 346
pelabuhan. Ironisnya pelabuhan tersebut beroperasi secara terbuka dan
bebas tanpa ada tindakan dari lembaga terkait. Padahal, pelabuhan tikus
tersebut selama ini menjadi tempat para penyelundup untuk memasukan
barang dari berbagai negara khususnya Singapura dan Malaysia.
Jamaluddin menyakini pelabuhan-pelabuhan liar itu terbentuk bukan dengan sendirinya, tetapi atas konspirasi antara pengelola pelabuhan dengan pihak berwenang, sebab aktivitas bongkar muat dipelabuhan liar tersebut berlangsung secara terbuka.
Jamaluddin menyakini pelabuhan-pelabuhan liar itu terbentuk bukan dengan sendirinya, tetapi atas konspirasi antara pengelola pelabuhan dengan pihak berwenang, sebab aktivitas bongkar muat dipelabuhan liar tersebut berlangsung secara terbuka.
Banyaknya
pelabuhan tikus di Karimun tidak dapat dihindari karena letak letak
geografis daerah itu yang sangat dekat dengan perairan internasioal yang
selama ini menjadi jalur perdagangan dunia yakni selat Malaka, ditambah
lagi letaknya yang dekat dengan Singapura dan Malaysia menjadikan
Karimun sebagai daerah yang menarik bagi para penyelundup.
“Di
sepanjang pesisir pantai banyak dijumpai pelabuhan kecil jumlahnya
mencapai ratusan dan diduga tidak mengantongi ijin dinas terkait.
Keberadaan pelabuhan ilegal itu menjadikan daerah ini surga bagi para
penyelundup,” katanya, Jumat (15/6).
Pelabuhan liar atau pelabuhan tikus tersebut tanpak berjejer di sepanjang Pulau Karimun Besar, di kawasan Tanjung Balai, Meral dan Tebing. Pelabuhan itu umumnya terbuat dari kayu, mulai dari tiang hingga lantainya, sehingga lazim juga disebut pelantar kayu. Pelabuhan atau pelantar kayu itu ada yang langsung mengarah ke jalan raya dengan melewati lorong-lorong kecil. Namun, kebanyakan pelantar kayu itu langsung menuju pintu gudang atau rumah pengusaha (tauke) yang dibangun diatas permukaan laut.(gus).
Pelabuhan liar atau pelabuhan tikus tersebut tanpak berjejer di sepanjang Pulau Karimun Besar, di kawasan Tanjung Balai, Meral dan Tebing. Pelabuhan itu umumnya terbuat dari kayu, mulai dari tiang hingga lantainya, sehingga lazim juga disebut pelantar kayu. Pelabuhan atau pelantar kayu itu ada yang langsung mengarah ke jalan raya dengan melewati lorong-lorong kecil. Namun, kebanyakan pelantar kayu itu langsung menuju pintu gudang atau rumah pengusaha (tauke) yang dibangun diatas permukaan laut.(gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar