Sabtu, 13 Oktober 2012

Kepri Bangun Akademi Khusus Perikanan

ANAMBAS – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan membangun Perguruan Tinggi atau Akademi khusus perikanan di Kabupaten Anambas, sebagai strategi menjadikan daerah itu sebagai kota minapolitan yang berbasis pada sector industri perikanan. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), Zukhrin mengatakan, wilayah Anambas sangat kaya dengan potensi kelautan khususnya perikanan, namun potensi itu belum dikelola secara maksimal oleh masyarakat. Ironisnya, banyak nelayan asing dari negara tetangga yang justru memanfaatkan potensi itu dengan menangkap ikan secara illegal dan legal di perairan Anambas. “Persiapan berdirinya akademi perikanan di Anambas sudah matang dan saat ini sedang dilakukan studi kelayakan yang diharapkan rampung tahun depan,” katanya, Selasa (17/4). Berdasarkan potensi itu, maka Pemerintah Provinsi Kepri akan menjadikan Anambas sebagai kawasan Minapolitan yang pertumbuhan ekonominya bertumpu pada industry perikanan. Untuk mendukung program tersebut akan didirikan Akademi khusus perikanan di Kabupaten Anambas, tepatnya di daerah Siantan Tengah yang akan difokuskan menjadi kawasan minapolitan seiring semakin berkembang budidaya perikanan di daerah itu. Menurut Zukhrin, hadirnya akademi perikanan di Siantan Tengah, akan menjadikan daerah perairan dangkal itu sebagai kota minapolitan yang berorientasi profit di masa mendatang. Target itu cukup beralasan karena saat ini saja ekspor ikan dari Anambas terus tumbuh setiap tahunya. Pemerintah dan warga Anambas sendiri, katanya sangat mendukung berdirinya Akademi Perikanan tersebut. Itu terlihat dari banyaknya warga yang akan menghibahkan tanahnya untuk dijadikan Akademi perikanan itu. Pemerintah Kabupaten Anambas juga akan membantu untuk mempercepat proses perijinan pendirian lembaga pendidikan itu. Sementara itu, Bupati Kepulauan Anambas Tengku Mukhtaruddin mengatakan, faktor lingkungan sangat mendukung pengembangan budidaya ikan di Siantan Tengah karena daerah itu merupakan perairan dangkal sehingga potensi ikan yang ada di perairan tersebut sangat besar. Sayangnya, potensi yang besar itu lebih banyak atau sekitar 65 persen dimanfaatkan oleh nelayan asing yang menangkap ikan secara illegal dan legal di perairan Anambas. Menurut dia, sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Anambas sangat kaya dengan potensi kelautan dan perikanan. Potensi itu meliputi sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati, dan jasa-jasa lingkungan. Anambas adalah kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau dan memiliki banyak potensi kelautan dan perikanan. “Potensi yang dimiliki Anambas meliputi berbagai hasil perikanan laut, ekosistem mangrove, terumbu karang dan rumput laut. Bahkan juga ada potensi minyak bumi, gas alam, pasir laut dan bahan tambang mineral,” katanya. Khusus untuk industry perikanan, saat ini sudah ada usaha pembesaran ikan yang umumnya dilakukan warga di daerah gugusan pulau Siantan. Jenis ikan yang dibesarkan adalah jenis Napoleon, Kerapuk, Ketepas, dan Sonok yang sebagian besar untuk ekspor. Sedangkan jenis ikan yang ditangkap nelayan adalah Tongkol, Tenggiri, Kerisi, Selar, Kerapu Manyu, Teri, Bilis, Pari, Kure, Belanak, Gembung, Gurita, dan Sotong. Hingga saat ini, katanya sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kepulauan Anambas masih menggunakan teknologi penangkapan ikan secara tradisional dan jumlah kapal tradisional yang dimiliki warga sekitar 2847 unit. Produksi perikanan budidaya dan tangkap di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk produksi hasil budidaya sebesar 397.650 kg sedangkan produksi budidaya tangkap sebesar 7.186.000 kg per tahun dengan luas karang 6,037 juta hektar. (gus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar