BATAM – Sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) seperti
Batam diduga menjadi tempat transit perdagangan hewan langka dipicu lokasinya
yang strategis berbatasan langsung dengan negara tetangga Singapura dan
Malaysia.
Pejabat Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA
(Balai Konservasi Sumber Daya ALam) Batam
Budi Susetyo mengatakan, sejumlah wilayah di Provinsi Kepri diduga telah
dijadikan tempat transit perdagangan hewan langka. Itu dipicu lokasi Kepri yang
sangat strategis berbatasan langsung dengan negara tetangga Singapura dan
Malaysia sehingga memudahkan para
pedagang hewan langka untuk melakukan praktik jual beli.
“Saya mencatat terdapat sedikitnya
50 hingga 100 jenis burung langka diperdagangkan diluar negeri dalam setahun,
melalui jalur Kepri, dan burung langka itu mayoritas hidup di kawasan Indonesia
timur,” katanya, Selasa (5/6).
Jenis burung yang paling banyak
diperdagangkan antara lain, Kakak Tua, Cendrawasih dan lainnya. Selain burung,
hewan langka lain juga turut diperdagangkan seperti Harimau dan ikan hias.
Untuk memperkecil ruang gerak para
pedagang hewan langka tersebut, kantor BKSDA bekerjasama dengan Kepolisian
untuk memperketat pemeriksaan sejumlah barang bawaan masyarakat di pelabuhan
atau bandara. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara ketat di sejumlah
pelabuhan tidak resmi yang selama ini sering dijadikan tempat masuk dan keluar
hewan langka. Seperti yang terjadi di Kabupaten Bintan beberapa waktu lalu,
Kepolisian menangkap pedagang hewan langka yang membawa 140 ekor burung langka
dari Indonesia Timur. Kemudian untuk dibawa ke Singapura. Selain itu, ditangkap
juga pedagang hewan langka di Batam yang akan menyelundupkan burung dan hewan
lainnya ke Singapura.
Menurut Budi, salah satu penyebab
tingginya perdagangan hewan langka di Kepri karena banyaknya tempat keluar
seperti pelabuhan tidak resmi yang memudahkan para penyelundup membawa hewan
tersebut keluar negeri.
“Di Batam saja terdapat puluhan
pelabuhan tikus atau pelabuhan tidak resmi yang selama ini menjadi tempat atau
pintu keluar hewan langka untuk dibawa keluar negeri,” kata Budi. (gus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar