KARIMUN – Minat baca masyarakat di Kabupaten Karimun
Provinsi Kepulauan Riau dinilai masih sangat rendah disebabkan faktor budaya
malas membaca sejak dulu. Rendahnya minat baca masyarakt tersebut dapat diketahui
dari sedikitnya kunjungan warga ke perpustakaan.
Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah (KPAD) Kabupaten Karimun, Indra Gunawan mengatakan, minat baca
masyarakat di Kabupaten Karimun Provinsi Kepri dinilai sangat rendah. Hal itu
dapat diketahui dari sedikitnya kunjungan warga ke perpustakaan yang rata rata
hanya 20 orang per hari dan sebagian besar hanya mahasiswa serta pelajar.
Sementara itu, masyarakat umum dinilai jarang mengunjungi perpustakaan.
Rendahnya minat baca masyarakat
Karimun disebabkan faktor budaya yang sejak dahulu masyarakat memang tidak
tertarik untuk membaca dan datang ke perpustakaan. Hal itu menandakan tingkat
kecerdasan masyarakat juga rendah sehingga perlu upaya dari pemerintah daerah
untuk menggalakan minat baca.
“Rendahnya minat baca masyarakat di
Karimun juga terjadi hamper di seluruh Indonesia dan kondisi itu sungguh
memalukan jika dibanding dengan tingginya minat baca masyarakat di Singpaura
atau Malaysia,” katanya, Jumat (8/6).
Menurut Indra, jika dibandingkan
dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura maka Indonesia jauh sekali
tertinggal terkait dengan antusias warganya untuk membaca. Untuk itu perlu
suatu dilakukan suatu gerakan nyata guna meningkatkan kembali minat masyarakat
membaca. Salah satu caranya dengan menanamkan minat baca masyarakat itu sendiri
dan perlu juga dilakukan sosialisasi tentang minat baca.
Minat masyarakat untuk membaca mestinya semakin tinggi seiring dengan makin banyaknya jumlah perpustakaan. Saat ini saja diperkirakan sudah ada perpustakaan di seluruh daerah di Indonesia karena sesuai dengan Undang Undang Nomor 43 tahun 2007 maka setiap daerah harus membangun perpustakaan daerah. Ironisnya meskipun sudah berdiri banyak perpustakaan, namun masih sedikit masyarakat yang memanfaatkannya bahkan sebagian masyarakat tidak mengenal perpustakaan.
Minat masyarakat untuk membaca mestinya semakin tinggi seiring dengan makin banyaknya jumlah perpustakaan. Saat ini saja diperkirakan sudah ada perpustakaan di seluruh daerah di Indonesia karena sesuai dengan Undang Undang Nomor 43 tahun 2007 maka setiap daerah harus membangun perpustakaan daerah. Ironisnya meskipun sudah berdiri banyak perpustakaan, namun masih sedikit masyarakat yang memanfaatkannya bahkan sebagian masyarakat tidak mengenal perpustakaan.
Oleh karena itu, kata Indra untuk
meningkatkan budaya membaca maka pihaknya melakukan beberapa langkah strategis
seperti membuat perpustakaan keliling yang bisa menjangkau masyarakat hingga ke
pelosok, selain itu juga menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat
meletakkan buku. Melainkan sebagai fungsi informasi, pusat kajian dan bisa pula
dijadikan sebagai lokasi rekreasi.
"Untuk lebih mengefektifkan minat baca masyarakat, kami melakukan pustaka keliling dan dengan mobil tersebut bisa langsung menjangkau masyarakat hingga pelosok,” katanya. (gus)
"Untuk lebih mengefektifkan minat baca masyarakat, kami melakukan pustaka keliling dan dengan mobil tersebut bisa langsung menjangkau masyarakat hingga pelosok,” katanya. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar